top of page

Kontak Perkasa | Seniman Indonesia Bersinar di Beijing International Art Biennale 2017

  • Writer: PT Kontak Perkasa Futures Sudirman
    PT Kontak Perkasa Futures Sudirman
  • Sep 22, 2017
  • 2 min read

Kontak Perkasa - Seniman Indonesia kembali bersinar di ajang internasional. Kali ini lewat Paviliun Indonesia, 18 seniman Tanah Air bakal memajang karya di Beijing International Art Biennalle (BIAB) yang ke-7 pada 24 September-15 Oktober 2017. Paviliun Indonesia yang dibawa oleh Indonesia-China Art Association (ICAA) yang didirikan oleh Yince Djuwija itu membawa karya nama-nama beken yang sudah dikenal publik. Siapa sajakah mereka? Dikuratori oleh Kus Indarto, seniman yang terpilih seleksi yakni Camelia Mitasari Hasibuan (Memory of the Silk Road), Chusin Setiadikara (Traceback), I Putu Edy Asmara (Exchange), Erizal As (Rabab Minang), Gatot Indrajati (Flying Ryukin), Ivan Sagita (Everybody has Silk Road), Januri (Many Roads Lead to Beijing dan Hard Work), Johan Abi Tobing (Three Women in Javanese Costume ,Catwalk 1, dan Dancing Girl). Dilanjutkan ada Joni Ramlan Wiono (Two Harmonious Culture, Golden Moment dan Village of Two Cultures), Made Gede Paramahita (Hope for the World dan Where is the Way), I Made Wianta (Black and White Eagles dan Golden Poems), Mangu Putra (Small Flowers in the Jungle), Nasirun (Mark), Nyoman Nuarta (Legenda Borobudur III), Franciscus Sigit Santoso (Year of Rooster), Ugy Sugiarto (The Meaning of Friendship dan The Power of Love), serta Yince Djuwidja (Unity in Diversity Bhinneka Tunggal Ika). Kurator pameran seni Kus Indarto mengatakan karya seniman Indonesia yang dihadirkan mencoba membaca ulang atas tema 'Jalur Sutra'. "atau yang berkaitan dengan ketertarikan dan pemahaman personal masing-masing seniman. Dari sinilah maka muncul karya-karya para seniman yang secara visual memberikan tafsir atau pembacaan atas tema "Silk Road" dengan berbagai variasi tafsirannya," kata Kus Indarto dalam siaran pers yang diterima detikHOT, Jumat (22/9/2017). Pendiri ICAA Yince Djuwija mengaku senang dengan kehadiran seniman Indonesia di BIAB. "Ini merupakan pengalaman yang sangat berharga karena sesuai dengan visi dan misi ICAA yang antara lain melakukan program pertukaran seniman antara Indonesia dan China," tutup Yince Djuwija.

Comments


bottom of page